Ancaman Kesehatan Jiwa remaja harus Ditangani

Sentani – Kesehatan adalah suatu kondisi sehat fisik, jiwa, dan sosial yang tidak hanya terhindar dan bebas dari berbagai jenis penyakit tetapi juga memiliki kualitas hidup (WHO). Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Beban masalah kesehatan jiwa terus meningkat yang berdampak terhadap kesehatan dan konsekuensi sosial, hak asasi manusia dan ekonomi utama di semua negara di dunia.

Data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan peningkatan beberapa masalah kesehatan jiwa, yaitu: prevalensi rumah tangga dengan anggota rumah tangga menderita gangguan jiwa Skizofrenia/Psikosis meningkat dari 1,7 per mil (Riskesdas 2013) menjadi 7 per mil; terdapat sekitar 31,5% Rumah Tangga melakukan pasung terhadap penderita Skizofrenia/Psikosis dalam 3 bulan terakhir, hanya sekitar 41,8% penderita Skizofrenia/Psikosis yang minum obat secara teratur, Prevalensi Depresi pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 6,1% (sekitar 12 juta penduduk umur ≥15 tahun) dan hanya 9% yang minum obat/ menjalani pengobatan medis, Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk umur ≥15 tahun mengalami peningkatan dari 6% (Riskesdas 2013) menjadi 9,8% atau sekitar 20 juta penduduk umur ≥15 tahun (Riskesdas 2018). Sedangkan di Kabupaten Jayapura, memiliki kasus Orang dengan gangguan kejiwaan sebanyak 157 orang di tahun 2022 dengan penderita tertinggi ada di distrik sentani dengan 63 kasus dan pada triwulan 3 tahun 2023 telah terjaring dan terlayani sebanyak 128 pasien.
Usia remaja merupakan usia pancaroba dalam siklus hidup manusia. Perkembangan fisik yang pesat kadang-kadang tidak disertai dengan perkembangan jiwa dan spiritual yang matang, sehingga tidak jarang remaja akhirnya mengalami ketidakseimbangan dalam kejiwaannya. Kondisi yang tidak seimbang dalam kejiwaan ini apabila berlanjut dan tidak segera mendapatkan penanganan akan berakibat buruk bagi perkembangan selanjutnya baik dalam pengendalian emosi maupun dalam berperilaku. Salah satu upaya yang dilakukan dalam penyelenggaaraan kesehatan jiwa remaja yaitu upaya preventif dengan deteksi dini kesehatan jiwa terkait dengan pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja adalah penggunaan formulir Strength and Difficulty Questinnaire (SDQ) yang perlu dilakukan secara rutin setidaknya 1x pertahun pada siswa, khususnya SMP dan SMA. Untuk itu melalui dana OTONOMI KHUSUS tahun 2023, Kabupeten Jayapura melaksanakan Sosialisasi deteksi dini kesehatan jiwa remaja bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas pada tanggal 18 April 2023 di hotel Horizon Sentani yang dihadiri dokter umum dan coordinator Pelayanan Kesehatan Jiwa di 20 Puskesmas.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan skiring Kesehatan kejiwaan kepada remaja oleh petugas Kesehatan semakin baik dan maksimal agar penemuan dini kasus dapat membantu proses penyembuhan yang lebih baik serta perlindungan pada generasi anak-anak Kabupaten Jayapura di masa dating. Acara dilaksanakan selama satu hari dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris DInas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Bapak Apt.Edward Manik Sihotang, S.Si, M.Kes.

saat penyampaian materi dari narasumber



Follow and Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.