PJ Gubernur Papua Mencanangkan Kampung Eliminasi Malaria 2025 di Kampung Bring

Kampung Bring menjadi lokus kampung pelaksanaan pencanangan Kampung Eliminasi Malaria tahun 2025 bersama 13 Kampung lainnya yaitu Kampung Sabron Sari, Pobaim, Yepase, Karya Bumi, Bunyom, Dosay, Asei Besar, Garusa, Sosiri, Ongan Jaya, Besum, Abar, Yaugapsa, dan Senamai.


Pencanangan tersebut dilakukan pada hari Jumat, 13 September 2024 di Kampung Bring oleh PJ Gubernur Papua bersama PJ Bupati Jayapura dengan ditandai penandatanganan komitmen percepatan eliminasi malaria tingkat kampung berupa :
1. Memperkuat kader malaria kampung bersama mitra potensialnya
2. Mewujudkan eliminasi malaria di kampung tahun 2025 pada 14 kampung
3. Menurunkan kasus malaria indigenous atau penularan setempat hingga dibawah 5 %
4. mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergotong royong mewujudkan lingkungan yang bebas dari penularan malaria
5. bersama-sama memantau dan mengawasi proses percepatan eliminasi malaria tingkat kampung.


Pada waktu yang sama juga diserahkan beberapa alat bantu kerja guna pelaksanaan program malaria kepada kader kampung bring antara lain alat Spraycan beserta bahan-bahan habis pakai, Kelambu, dan paket deteksi malaria yaitu RDT serta Obat Anti Malaria.
Sempat PJ Gubernur Papua dan PJ Bupati Jayapura memeriksakan darah untuk melihat apakah ada plasmodium dalam darah yang diperagakan oleh kader malaria itu sendiri. Pencanangan ini dilakukan disela kegiatan Peluncuran Kampung Mandiri Ekonomi Bring yang dilaksanakan Bapperida Provinsi Papua sehingga diharapkan produktivitas ekonomi dapat meningkat dengan ditunjang masyarakat yang sehat yaitu masyarakat yang bebas dari sakit malaria. Kita ketahui bahwa penyakit malaria dapat menurunkan produktivitas seseorang secara ekonomi sebab mengakibatkan penderita harus beristirahat selama 10-14 hari jika sakit malaria.


Tahun 2024, pada semester 1 penyakit malaria telah menjangkiti 25.364 orang dengan kasus tertinggi pada bulan maret 2024 yang hampir mencapai 5000 kasus. Distrik dengan kasus tertinggi malaria masih terjadi pada distrik yapsi/ Taja dengan API 418,8/1000 Penduduk, diikuti Distrik Namblong, dan DIstrik Sentani Barat. Malaria pada ibu hamil juga menjadi salah satu prioritas penanganan karena dapat mengakibatkan anemia berat pada ibu dan mengakibatkan kematian pada ibu dan anak. Pada Semester I ini juga telah didistribusikan 1.575 kelambu dan 530 kelambu pada ibu hamil dengan kasus terjaring malaria pada ibu hamil sebanyak 110 ibu dan telah dilaksanakan tata pengobatan sesuai standard.
Hadir pula dalam acara pencanangan tersebut adalah Tim Puskesmas Sawoy, dr. Beery Wopari dari Dinkes Provinsi Papua serta Forkopimda lainnya.

Tim Kader Malaria Kampung Bring bersama Petugas Dinkes dan Puskesmas Sawoy
Follow and Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.