April 2, 2025

Workshop Pemberdayaan Keluarga Sadar Diabetes Melitus (DM)

0

Prevalensi Diabetes Melitus (DM) secara global terus meningkat sehingga menjadi tiga kali lipat hingga tahun 2030. Peningkatan ini sebenarnya telah diprediksi oleh Word Health Organization (WHO) bahwa pada tahun 2030 akan mencapai 21,3 juta dan dari International Diabetes Federation (IDF) ditahun 2045 akan mencapai 16,7 juta. Kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda, berdasarkan data Badan pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan pendududk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah rural. Berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%), maka diperkirakan terdapat 28 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 13,9 juta di daerah rural.

   

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh Departemen Kesehatan, terjadi peningkatan prevalensi DM mencapai 8,5%. Peningkatan tersebut searah dengan prevalensi obesitas yang merupakan salah satu faktor resiko diabetes, yaitu 14,8% pada data Riskesdas tahun 2013 menjadi 21,8% pada tahun  2018. Hal ini seiring pula pada peningkatan prevalensi berat badan lebih yaitu 11,5% menjadi 13,6% dan untuk obesitas sentral (lingkar pinggang >90 cm pada laki-laki dan > 80 cm pada perempuan meningkat dari 26,6% menjadi 31%. Data-data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia sangat besar dan merupakan beban berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis/subspesialis atau bahkan oleh semua tenaga kesehatan.

        

Cakupan penyandang DM di Kabupaten Jayapura yang mendapatkan pelayanan kesehatan tahun 2024 sebesar 100% (1.350 penyandang DM). Penyandang DM tertinggi berada di beberapa puskesmas  yaitu Puskesmas Harapan, Sentani, Dosay, Depapre, Kanda, Waibhu, Namblong, Genyem, Yokari dan  Gresi Selatan.

   

Penyakit DM akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah sudah seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan DM, khususnya dalam upaya pencegahan. Peran penderita DM dan keluarga pada pengelolaan penyakit DM juga sangat penting, karena DM merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Oleh karena itu diperlukan edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan DM. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan.

    

Dalam upaya tersebut diatas, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura melalui Program Penyakit Tidak Menular (PTM) , melaksanakan kegiatan Workshop upaya pemberdayaan keluarga sadar DM bagi lintas program dan lintas sektor yang terdiri dari kepala distrik, aparat kampung, petugas kesehatan, kader dan juga penderita DM. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2025 bertempat di Hotel Horex sentani. Melalui kegiatan ini, diharapkan upaya berbagai pihak untuk membudayakan hidup sehat bebas Diabetes Melitus melalui gerakan masyarakat hidup sehat, yaitu dengan membiasakan CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet gizi sehat seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress.

 

#DinasKesehatanKabJayapura

#PromosiKesehatan

 

Follow and Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *